Translate

Kamis, 09 Mei 2013

Cerita di hari kamis 9 Maret 2013

“Apa?...Sudah sampai?...Iya..iya aku segera kesana…”
Segera kumatikan HP ku, secepat kilat kupakai kerudung hijau ku yang nampak serasi dengan baju yang kukenakan, kusapu mukaku dengan cepat memakai bedak seadanya..”ups” tak sengaja ceceran bedak  menodai alas lemari ku karena ku ambil dengan tergesa. “ah nanti saja kubersihkan” pikirku. Bergegas Ku ajak anakku meninggalkan rumah menuju ojeg yang biasa mangkal 300 meter dari rumahku. Ku putuskan memakai jasa si mamang ojeg untuk menghemat waktu. Aku tak mau adikku berlama lama menunggu kehadiran ku “biarlah mahal sedikit, berapa pun akan aku bayar” pikirku.
Aku memang sudah berjanji akan ketemuan di rumahku di ujung berung yang sudah lama kubiarkan kosong, tapi jangan mendadak seperti ini juga kalee…hehe

Hari itu aku memberikan banyak kayu-kayu kusen pintu dan jendela bekas untuk adikku, karena dia akan membangun rumah mertua nya yang sudah rapuh disana sini. Selain untuk menghemat biaya, adikku memang lebih membutuhkan barang barang ini dibanding aku yang entah kapan bisa mewujudkan keinginan suami ku untuk membangun rumah tak berpenghuni ini.

Semua barang telah terangkut ke dalam truk yang disewa adik iparku, tiba tiba anakku merengek minta ikut ke baleendah untuk ketemuan dengan sepupunya.  Aku setuju saja karena aku pun kangen ingin ketemu keponakan ku di baleendah sana. Dengan senang hati adikku mengajak aku duduk di motornya sedangkan suaminya ikut nebeng truk sewaan. Melajulah kami membelah angin mengikuti jalanan yang menurun curam. Kulihat ketegangan di wajah adiku saat menyetir motornya. Ternyata dia memang tegang karena baru kali ini membawa motor, membonceng orang dewasa ditambah harus menyusuri jalanan yang turun seperti itu, apalagi setelah ini dia harus menyusuri jalan By pass yang lebar dan banyak kendaraan berkecepatan tinggi.

Waaa..tegaaang…baru bisa motor, belum pernah ke jalan seperti ini, tidak punya SIM pula…nekaaat. Kami berhenti sebentar di pom bensin sekedar untuk memuaskan si kuda besi ini minum. Baru aku tersadar, ternyata adikku tidak memakai jaket. Eh Iya tadi kan dia yang dibonceng, suaminya yang pakai jaket kulit, mungkin kelupaan ngasih pinjam karena tadi terburu-buru. Kusodorkan jaket ku dan kupaksa dia memakainya. Tapi dia menolak berkali-kali, aku tak bisa memaksanya lagi. Mungkin dia tau aku mudah masuk angin, jika naik motor tapi tak memakai jaket. Yaa..sudahlah.

Akhirnya sampai juga kami di baleendah, dengan baju yang ditempeli bau knalpot karena sedari tadi disemproti asap hitam dari mobil-mobil besar sepanjang perjalanan. Yah pasti juga asap-asap ini ikut berdesakan masuk ke tubuh kami lewat hidung yang tidak ditutupi masker.
Seharian aku menghabiskan waktu membicarakan tentang apa saja kesana kemari karena sudah agak lama juga aku tidak bertemu dengan adikku yang satu ini. “Teh tadi ongkos ojeg berapa?” tanya nya, “tiga puluh ribu, mahal ya? biarin lah” jawabku. “aku ganti ya?” ucap nya sambil menyodorkan selembar uang berwarna biru dengan angka 5 ditambah sederet angka nol diatasnya. “jangan dong…ga usah ah” tolak ku. Obrolan hari itu dilanjutkan dengan makan siang bersama-sama sambil menyemangati anak-anak kami agar makan dengan  lahap.  Selesai makan, kulihat adikku membalurkan minyak angin ke tubuhnya, dan meminum jamu tolak angin…rupanya dia masuk angin karena perjalanan jauh tadi daan…tanpa jaket..
Hari sudah menjelang sore. Suami ku berjanji akan menjemput kami langsung dari kantornya dengan Mio yang selalu menemaninya, dan dia sudah dijalan. Memang baik sekali suami ku ini, selalu mau mengantar atau menjemput ku jika ku minta. Tapi karena cuaca mulai mendung, adik iparku menawarkan akan mengantarkan aku pulang memakai kendaraan roda empat nya, sambil mau jalan-jalan dengan anak-anak…alasannya. Oke deh aku mau, nanti kutelpon saja suamiku di jalan. Dan benar saja ditengah perjalanan hujan turun dengan deras nya, untunglah kami sudah ada di dalam mobil, dan tiba di rumah ku dalam keadaan…kering…

Aku tau, adiku yang satu ini memang begitu, tidak mau menerima pemberian orang dengan percuma…
Aku hanya memberikan sedikit kepedulian dengan memberikan kusen bekas yang nilainya tidak seberapa, dan sedikit pengorbanan naik ojeg karena tidak mau telat, tapi adikku membalas dengan kepedulian dan pengorbanan yang lebih banyak. Dia tidak menolak untuk mengantar hanya karena ingin memenuhi keinginan anakku, tidak menyatakan keberatan padahal belum begitu mahir motor, rela tidak memakai jaket asalkan aku tidak masuk angin, menyediakan makan siang berikut teman-teman kuenya,  memberi aku baju baru yang masih dbungkus plastik, bersedia mengantar agar aku tetap kering sampai rumah…dan membuat aku kaget ketika ku buka tas anakku, selembar uang berwarna biru tadi sudah ada disana…

Tapi aku jadi ga enak..dia malah masuk angin pula…
Hey uang itu bukan miliku…akan aku belikan keperluan sekolah untuk ponakan ku yaa?

Indahnya perasaan kasih sayang diantara kami, kakak-beradik.
Kami saling memberikan kepedulian, saling berkorban untuk menyenangkan satu sama lain. Cerita hari ini baru dengan adikku yang no pertama, masih banyak lagi certa berbagi kepedulian, berbagi sayang diantara kami, dengan adik-adiku yang lain.
Heeii adik-adikku…Terima kasih…
Aku sayaang sekali dengan kalian semua…
daan…
Aku bersyukur sekali dianugerahi adik-adik yang berhati mulia…Alhamdulillah…




4 komentar:

  1. Hhmmm ... yang ini juga bagus, udah mirip cerpen beneran, ada cerita dialogis nya dan klimaks-anti-klimaks nya juga ada :)

    Sedikit saja masukan dari saya ... soal judul; akan lebih baik jika diberi judul yang menggambarkan sekilas mengenai isi cerita nya; atau kalau memang style-nya Diary atau Buku Harian, mungkin bisa menggunakan judul seperti "09-03-2013: Dear Diary ..." atau menyebutkan kota / daerah tempat kejadian: "Baleendah, 9 Maret 2013".

    Saya yakin beberapa bulan ke depan Ovie bisa nerbitin kumpulan cerpen nih :D aamiin ...

    Terus berkarya ya 'Ovie, saya mau benerin blog saya dulu, kena hack, data2 hilang; tapi gpp, biar terpacu utk memulai lagi tulisan2 baru :D It's time to keep writing ...

    Salam,

    [d!] - danito!

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ceritanya seru bu, dramatis saat diboncengnya dan endingnya waaa indaaah. hehehe
      eh iya bu, sekalian mau ngenalin blog baru saya, baru sedikit juga postingan nya hehe ini blognya : Blog baru
      maaf komentar yang di atas linknya salah, jadi saya hapus hehe
      makasih ya bu :D

      Hapus
  3. Thanks..Danny dan Afrizal..
    Sebenarnya ini cerpen pertama hehe..terinspirasi setelah membaca blog seseorang yang mengisahkan cerita lewat gaya cerpen seperti ini..coba-coba..saya bisa ga ya?

    BalasHapus