Jumat tanggal 6 September
2013, seorang mahasiswa jurusan Elektro angkatan 2010 yang terlihat sedang
kebingungan datang menemui saya. Kebetulan saya mengenal mahasiswa ini karena
kami pernah sama-sama terlibat dalam suatu acara pengabdian masyarakat di
daerah Cianjur, dimana saya pernah menjadi pembicara mengenai pentingnya
pendidikan dan memotivasi warga masyarakat di daerah sana.
Hari Jumat itu dia meminta
saya untuk menjadi pembicara pengganti karena seorang Dosen yang akan menjadi
pembicara pada suatu pertemuan membatalkan secara mendadak.
Saya pun menerima tawaran
nya, disamping karena niat ingin menolong, dan saya pun tidak keberatan jika
diminta berbicara didepan orang banyak karena memang sudah pekerjaan saya sehari-hari.
Selain itu untuk menambah pengalaman juga.
Dia mengatakan bahwa ini
adalah suatu acara pengabdian masyarakat dan saya diminta berbicara kepada
masyarakat di suatu desa/kelurahan. Tadinya saya berfikir, saya hanya akan
berbicara tentang motivasi seperti pengalaman sebelumnya. Ternyata dugaan saya
meleset. Saya diminta menyampaikan mengenai penelitian orang lain…waduh..
“Kapan acaranya?” tanya
saya. “Besok Bu” Jawabnya…waduh Besok??….serasa tertembak hahaha… “oke tapi
nanti saya minta materinya ya?”. “Baik Bu, ini ada print-an slide nya”
Jawabnya. “saya minta yang lengkap, laporan penelitiannya saja untuk saya
baca”. “Iya bu” Jawabnya, tapi sambil tidak fokus.
Pembicaraan dengan nya
memang belum sempat mendetil karena dia sangat sibuk masih harus menyiapkan
segala sesuatu untuk acara keesokan harinya, dan saya pun harus melanjutkan
mengajar. Saya belum tahu ini acara apa, panitia nya darimana, bahkan hingga
malam hari pun materi lengkapnya belum saya peroleh, dan HP nya pun tidak dapat
dihubungi…hahaha. Untung sore hari nya saya sempatkan dulu searching di
internet mengenai bahasan yang akan saya sampaikan besok.
Malam hari nya seorang
mahasiswi bernama Yosandra menghubungi saya via line, memperkenalkan diri bahwa
dia yang akan menjemput saya, akhirnya kami menyepakati waktu dan tempat
penjemputan. Saya menawarkan dijemput di depan GSG kampus.
Keesokan pagi, saya sudah
dikampus tepat waktu sesuai jam yang telah disepakati. Sebuah sms mengabarkan bahwa
penjemputan agak terlambat dari jadwal semula dan yang menjemput bukan Yosandra.
Baiklah. Saya pun naik ke
gedung Mesin dan menunggu disana.
Turun dari gedung Mesin,
saya mendapati dua mahasiswi yang sedang kebingungan di depan GSG, hmm…mungkin
ini mahasiswi yang menjemput saya, pikir saya. Setelah berkenalan saling
meyebutkan nama, saya pun menanyakan kendaraan yang akan membawa saya. “Ada di depan
Bu” Jawabnya. Di depan? Loh tidak dibawa masuk ke parkiran GSG? Saya
bertanya-tanya dalam hati dengan agak heran.
Ternyata mereka bukan
mahasiswi Elektro seperti yang saya duga, Ternyata Windy dan Ririn adalah
mahasiswi dari universitas di luar kampus temmpat saya mengajar, pantas saja
mereka kebingungan masuk kampus ini...hehe
Trus panitia acara ini?
Barulah saya tau ini adalah
kegiatan “Community Empowerment” yang panitia nya adalah para penerima Beasiswa
Djarum dari berbagai Universitas di Bandung (untuk kegiatan yang di Bandung)
Ada Fauzi dari Pertanian
UNPAD, Anggita dari Manajemen UPI, Yayang dari Matematika UNLA, Fauzan dari
Informatika ITB, Irsyad dari Elektro ITENAS, Sherly dari Akutansi UNPAR, Cintya
dari Pangan UNPAD, Yosandra dari Fakultas Ilmu Komunikasi Unisba, Diana dari
Sastra Inggris UPI, Windy dari Pend. Akutansi UNPAS, Rahayu dari Pend. Mesin UPI, Galih jurusan Manajemen,
Ririn dari Maranatha, Ridho, Anggi dan masih banyak lagi.
Saya tiba di sebuah Aula Balai
Desa yang sudah dipersiapkan lengkap dengan proyektor, layarnya dan semi
panggung dari papan yang ditutupi karpet serta tanaman-tanaman yang sengaja
ditata didepan panggung yang tidak tinggi, serta suara musik khas sunda yang
mendayu-dayu.
Setelah warga berkumpul, MC
Ridho dan Anggi naik ke Podium untuk memulai acara. Acara dibuka oleh sambutan
dari tuan rumah dan ketua panitia yaitu Irsyad. Setelah itu barulah saya
memaparkan materi kepada warga yang kebanyakan adalah pengusaha tahu disana.
Saya mempresentasikan
mengenai bahaya limbah tahu, yaitu limbah yang berupa cairan yang sudah tidak
dapat dimanfaatkan lagi oleh mereka dan biasanya mereka membuang begitu saja. Berusaha
menyadarkan warga masyarakat bahwa limbah tahu cair yang mereka buang ber
tong-tong perhari itu berbahaya bagi kesehatan, selain itu dapat mencemari air
tanah yang mereka konsumsi. Ada enam point bahaya yang tertera di slide yang
saya beritahukan pada mereka.
Untunglah para peneliti
telah menemukan solusi yang tepat dan menguntungkan terhadap masalah ini. Salah
satu solusinya adalah dengan mengolah limbah tahu ini menjadi pupuk cair
semacam pestisida. Hanya dengan menambahkan bahan bahan yang mudah didapat dan dengan
komposisi tertentu, kemudian dilakukan permentasi sesuai dengan waktu yang
ditentukan, maka pupuk cair telah dapat digunakan.
Ada lima macam Bahan dengan
jumlah tertentu yang ditambahkan ke dalam satu tong limbah cair berisi 70
liter, sudah dapat menghasilkan 100 liter (dalam satu tong) pupuk cair. Pupuk
cair ini masih harus ditambahkan air dengan perbandingan tertentu untuk dapat
digunakan langsung pada tanaman.
Tentu saja dalam penggunaan
nya pun ada hal-hal yang harus diperhatikan seperti perbandingan takaran pupuk dengan
air, cara menyemprotkan kearah mana pada tanaman, jangka waktu penyemprotan,
dan tanaman-tanaman apa saja yang sebaiknya menggunakan pupuk cair ini. Dan ini
sudah dibuktikan melalui penelitian. Di slide yang saya presentasikan juga
memuat foto-foto tanaman yang telah memakai pupuk cair ini, hijau segar tanpa
ulat.
Pertisida dari hasil limbah
tahu ini pun dapat mereka jual untuk menambah pendapatan mereka. Bayangkan
banyaknya tong tong limbah tahu yang biasanya mereka buang sembarangan itu kini
dapat menghasilkan bertong-tong lebih banyak pupuk cair karena ditambahkan lagi
air. Dan jika dijual bisa mencapai harga 20 ribu per liter nya.
Maaf saya tidak menceritakan
secara detil mengenai pengolahan limbah tahu ini di tulisan saya karena saya
tidak terlibat dalam penelitian ini, dan etika nya seperti itu hehehe.
Setelah saya
mempresentasikan materi barulah acara dilanjutkan dengan diskusi dan tanya
jawab yang dibantu oleh Fauzi dari Pertanian UNPAD dan dilanjutkan dengan demonstrasi
cara-cara pembuatan nya oleh panitia “Community Empowerment” ini.
Nah itulah sedikit
pengalaman mengenai hari Sabtu 7 September 2013 yang saya ceritakan melalui
tulisan ini. Hal yang selalu saya kagumi dari kegiatan kemahasiswaan adalah
kerjasama antar panitia nya. Ya Hari itu pun saya kagum dengan kerjasama dan
peran masing-masing panitia, seksi transportasi, dokumentasi, yang menyiapkan
alat-alat dan bahan bahan untuk demonstrasi, MC dan juga persembahan lagu nya
dari Yosandra plus alunan gitar dari Galih hehehe..
Terimakasih untuk Anggita
atas sumbangan foto-fotonya, Terimakasih juga buat Sherlly Fransiska yang sudah
mengantar saya pulang hingga ke rumah, juga buat Yayang dan Fauzan atas
tumpangan motornya hehehe.
Selamat dan sukses untuk
anggota “Community Empowerment” semoga berjalan lancar dalam mendampingi warga
masyarakat cibuntu menjadikan sentra pupuk cair limbah tahu seperti yang
diharapkan.
Semoga sukses juga untuk
mahasiswa dan mahasiswi penerima beasiswa “Beswan Djarum” tahun 2012 semoga
semakin cerdas, dan cepat lulus menjadi sarjana-sarjana terbaik amiin…
Tulisan ini dipersembahkan
untuk anggota “Community Empowerment” Beswan Djarum yang terlibat dalam project
“Pengabdian Masyarakat Pengolahan Limbah Tahu Cibuntu Sebagai Bahan Dasar Pupuk
Cair”, yang tergabung dalam group line “Community Empowerment” bersama saya
hehehe. Semoga berkenan dengan tulisan ini serta mohon dimaafkan apabila
terdapat kesalahan yang tidak saya sengaja.
Juga dipersembahkan untuk
adik saya yang begitu ingin tau tentang apa yang saya lakukan di hari Sabtu 7
September 2013
Sukses Untuk Kita Semua
Amiin…
Foto Bersama Panitia dan Warga |
Persiapan Demonstrasi Pembuatan Pupuk Cair |
Limbah Tahu yang Siap di Fermentasikan |
Saat Waktu Luang |
Semoga Berkenan :)
BalasHapuspertama-tama saya ucapkan hatur nuhun kepada ibu novi yang telah membagi ilmu dari pengalaman mengikuti “Community Empowerment” , dan juga kepada para panitia “Community Empowerment” yang telah membimbing masyarakat desa cibuntu dalam pengolahan air limbah tahu. ini sangat bermanfaat, saya juga g kepikiran air limbah tahu bisa menjadi pupuk, saya cuma sering lihat para pemilik atau pekerja di pabrik tahu selalu membuang air sisa produksi tahu ke sungai , dan saya juga baru tau juga air limbah tahu sangat berbahaya bagi lingkungan. terimakasih atas ilmu barunya. :) ahayyy saya dapat ilmu baru. sucses to “Community Empowerment”
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMerupakan kegiatan yang baik dan harus ditiru oleh semua mahasiswa dalam pengabdiannya kepada masyarakat. Good job bu, semoga terus menjadi dosen yang "cetar membahana" hehehe.
BalasHapussampai hari H belum dapet materi lengkapnya juga bu, hanya baca-baca dari internet?
BalasHapusdan acaranya sukses
jaaaaggooo banget bu :)
#wahyu
Wah, keren Bu, jalan ceritanya hampir sama kaya Robert Langdon tokoh di Novel karya Dan Brown "The Lost Symbols", yang harus jadi pembicara dadakan, tapi sukses kaaaaaan :)
BalasHapusInovasi baru ya Bu? limbah tahu bisa disulap jadi pupuk, awesome :)
keep up the good works bu :)
BalasHapuskayanya ibu mesti bikin seminar public speaking deh, anak-anak pasti pada butuh bu, termasuk saya hehehehehe.