Translate

Selasa, 17 September 2013

Pengabdian Masyarakat Bersama Community Empowerment Beswan Djarum



Jumat tanggal 6 September 2013, seorang mahasiswa jurusan Elektro angkatan 2010 yang terlihat sedang kebingungan datang menemui saya. Kebetulan saya mengenal mahasiswa ini karena kami pernah sama-sama terlibat dalam suatu acara pengabdian masyarakat di daerah Cianjur, dimana saya pernah menjadi pembicara mengenai pentingnya pendidikan dan memotivasi warga masyarakat di daerah sana. 

Hari Jumat itu dia meminta saya untuk menjadi pembicara pengganti karena seorang Dosen yang akan menjadi pembicara pada suatu pertemuan membatalkan secara mendadak.
Saya pun menerima tawaran nya, disamping karena niat ingin menolong, dan saya pun tidak keberatan jika diminta berbicara didepan orang banyak karena memang sudah pekerjaan saya sehari-hari. Selain itu untuk menambah pengalaman juga.

Dia mengatakan bahwa ini adalah suatu acara pengabdian masyarakat dan saya diminta berbicara kepada masyarakat di suatu desa/kelurahan. Tadinya saya berfikir, saya hanya akan berbicara tentang motivasi seperti pengalaman sebelumnya. Ternyata dugaan saya meleset. Saya diminta menyampaikan mengenai penelitian orang lain…waduh..
“Kapan acaranya?” tanya saya. “Besok Bu” Jawabnya…waduh Besok??….serasa tertembak hahaha… “oke tapi nanti saya minta materinya ya?”. “Baik Bu, ini ada print-an slide nya” Jawabnya. “saya minta yang lengkap, laporan penelitiannya saja untuk saya baca”. “Iya bu” Jawabnya, tapi sambil tidak fokus.

Pembicaraan dengan nya memang belum sempat mendetil karena dia sangat sibuk masih harus menyiapkan segala sesuatu untuk acara keesokan harinya, dan saya pun harus melanjutkan mengajar. Saya belum tahu ini acara apa, panitia nya darimana, bahkan hingga malam hari pun materi lengkapnya belum saya peroleh, dan HP nya pun tidak dapat dihubungi…hahaha. Untung sore hari nya saya sempatkan dulu searching di internet mengenai bahasan yang akan saya sampaikan besok.

Malam hari nya seorang mahasiswi bernama Yosandra menghubungi saya via line, memperkenalkan diri bahwa dia yang akan menjemput saya, akhirnya kami menyepakati waktu dan tempat penjemputan. Saya menawarkan dijemput di depan GSG kampus.
Keesokan pagi, saya sudah dikampus tepat waktu sesuai jam yang telah disepakati. Sebuah sms mengabarkan bahwa penjemputan agak terlambat dari jadwal semula dan yang menjemput bukan Yosandra.

Baiklah. Saya pun naik ke gedung Mesin dan menunggu disana.
Turun dari gedung Mesin, saya mendapati dua mahasiswi yang sedang kebingungan di depan GSG, hmm…mungkin ini mahasiswi yang menjemput saya, pikir saya. Setelah berkenalan saling meyebutkan nama, saya pun menanyakan kendaraan yang akan membawa saya. “Ada di depan Bu” Jawabnya. Di depan? Loh tidak dibawa masuk ke parkiran GSG? Saya bertanya-tanya dalam hati dengan agak heran.

Ternyata mereka bukan mahasiswi Elektro seperti yang saya duga, Ternyata Windy dan Ririn adalah mahasiswi dari universitas di luar kampus temmpat saya mengajar, pantas saja mereka kebingungan masuk kampus ini...hehe
Trus panitia acara ini?
Barulah saya tau ini adalah kegiatan “Community Empowerment” yang panitia nya adalah para penerima Beasiswa Djarum dari berbagai Universitas di Bandung (untuk kegiatan yang di Bandung)

Ada Fauzi dari Pertanian UNPAD, Anggita dari Manajemen UPI, Yayang dari Matematika UNLA, Fauzan dari Informatika ITB, Irsyad dari Elektro ITENAS, Sherly dari Akutansi UNPAR, Cintya dari Pangan UNPAD, Yosandra dari Fakultas Ilmu Komunikasi Unisba, Diana dari Sastra Inggris UPI, Windy dari Pend. Akutansi UNPAS, Rahayu dari Pend. Mesin UPI, Galih jurusan Manajemen, Ririn dari Maranatha, Ridho, Anggi dan masih banyak lagi.
Saya tiba di sebuah Aula Balai Desa yang sudah dipersiapkan lengkap dengan proyektor, layarnya dan semi panggung dari papan yang ditutupi karpet serta tanaman-tanaman yang sengaja ditata didepan panggung yang tidak tinggi, serta suara musik khas sunda yang mendayu-dayu. 

Setelah warga berkumpul, MC Ridho dan Anggi naik ke Podium untuk memulai acara. Acara dibuka oleh sambutan dari tuan rumah dan ketua panitia yaitu Irsyad. Setelah itu barulah saya memaparkan materi kepada warga yang kebanyakan adalah pengusaha tahu disana.
Saya mempresentasikan mengenai bahaya limbah tahu, yaitu limbah yang berupa cairan yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi oleh mereka dan biasanya mereka membuang begitu saja. Berusaha menyadarkan warga masyarakat bahwa limbah tahu cair yang mereka buang ber tong-tong perhari itu berbahaya bagi kesehatan, selain itu dapat mencemari air tanah yang mereka konsumsi. Ada enam point bahaya yang tertera di slide yang saya beritahukan pada mereka. 

Untunglah para peneliti telah menemukan solusi yang tepat dan menguntungkan terhadap masalah ini. Salah satu solusinya adalah dengan mengolah limbah tahu ini menjadi pupuk cair semacam pestisida. Hanya dengan menambahkan bahan bahan yang mudah didapat dan dengan komposisi tertentu, kemudian dilakukan permentasi sesuai dengan waktu yang ditentukan, maka pupuk cair telah dapat digunakan. 
Ada lima macam Bahan dengan jumlah tertentu yang ditambahkan ke dalam satu tong limbah cair berisi 70 liter, sudah dapat menghasilkan 100 liter (dalam satu tong) pupuk cair. Pupuk cair ini masih harus ditambahkan air dengan perbandingan tertentu untuk dapat digunakan langsung pada tanaman.

Tentu saja dalam penggunaan nya pun ada hal-hal yang harus diperhatikan seperti perbandingan takaran pupuk dengan air, cara menyemprotkan kearah mana pada tanaman, jangka waktu penyemprotan, dan tanaman-tanaman apa saja yang sebaiknya menggunakan pupuk cair ini. Dan ini sudah dibuktikan melalui penelitian. Di slide yang saya presentasikan juga memuat foto-foto tanaman yang telah memakai pupuk cair ini, hijau segar tanpa ulat.
Pertisida dari hasil limbah tahu ini pun dapat mereka jual untuk menambah pendapatan mereka. Bayangkan banyaknya tong tong limbah tahu yang biasanya mereka buang sembarangan itu kini dapat menghasilkan bertong-tong lebih banyak pupuk cair karena ditambahkan lagi air. Dan jika dijual bisa mencapai harga 20 ribu per liter nya.

Maaf saya tidak menceritakan secara detil mengenai pengolahan limbah tahu ini di tulisan saya karena saya tidak terlibat dalam penelitian ini, dan etika nya seperti itu  hehehe.
Setelah saya mempresentasikan materi barulah acara dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab yang dibantu oleh Fauzi dari Pertanian UNPAD dan dilanjutkan dengan demonstrasi cara-cara pembuatan nya oleh panitia “Community Empowerment” ini.

Nah itulah sedikit pengalaman mengenai hari Sabtu 7 September 2013 yang saya ceritakan melalui tulisan ini. Hal yang selalu saya kagumi dari kegiatan kemahasiswaan adalah kerjasama antar panitia nya. Ya Hari itu pun saya kagum dengan kerjasama dan peran masing-masing panitia, seksi transportasi, dokumentasi, yang menyiapkan alat-alat dan bahan bahan untuk demonstrasi, MC dan juga persembahan lagu nya dari Yosandra plus alunan gitar dari Galih hehehe..

Terimakasih untuk Anggita atas sumbangan foto-fotonya, Terimakasih juga buat Sherlly Fransiska yang sudah mengantar saya pulang hingga ke rumah, juga buat Yayang dan Fauzan atas tumpangan motornya hehehe.

Selamat dan sukses untuk anggota “Community Empowerment” semoga berjalan lancar dalam mendampingi warga masyarakat cibuntu menjadikan sentra pupuk cair limbah tahu seperti yang diharapkan. 

Semoga sukses juga untuk mahasiswa dan mahasiswi penerima beasiswa “Beswan Djarum” tahun 2012 semoga semakin cerdas, dan cepat lulus menjadi sarjana-sarjana terbaik amiin…

Tulisan ini dipersembahkan untuk anggota “Community Empowerment” Beswan Djarum yang terlibat dalam project “Pengabdian Masyarakat Pengolahan Limbah Tahu Cibuntu Sebagai Bahan Dasar Pupuk Cair”, yang tergabung dalam group line “Community Empowerment” bersama saya hehehe. Semoga berkenan dengan tulisan ini serta mohon dimaafkan apabila terdapat kesalahan yang tidak saya sengaja. 

Juga dipersembahkan untuk adik saya yang begitu ingin tau tentang apa yang saya lakukan di hari Sabtu 7 September 2013

Sukses Untuk Kita Semua Amiin…

Foto Bersama Panitia dan Warga
 
Penyerahan Bahan Secara Simbolis

Persiapan Demonstrasi Pembuatan Pupuk Cair

 
Masukan Bahan Tambahan Ke Limbah Tahu

Limbah Tahu yang Siap di Fermentasikan
Saat Waktu Luang

 
Bersama MC, Ketua Panitia dan Perwakilan Warga

8 komentar:

  1. pertama-tama saya ucapkan hatur nuhun kepada ibu novi yang telah membagi ilmu dari pengalaman mengikuti “Community Empowerment” , dan juga kepada para panitia “Community Empowerment” yang telah membimbing masyarakat desa cibuntu dalam pengolahan air limbah tahu. ini sangat bermanfaat, saya juga g kepikiran air limbah tahu bisa menjadi pupuk, saya cuma sering lihat para pemilik atau pekerja di pabrik tahu selalu membuang air sisa produksi tahu ke sungai , dan saya juga baru tau juga air limbah tahu sangat berbahaya bagi lingkungan. terimakasih atas ilmu barunya. :) ahayyy saya dapat ilmu baru. sucses to “Community Empowerment”

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Merupakan kegiatan yang baik dan harus ditiru oleh semua mahasiswa dalam pengabdiannya kepada masyarakat. Good job bu, semoga terus menjadi dosen yang "cetar membahana" hehehe.

    BalasHapus
  5. sampai hari H belum dapet materi lengkapnya juga bu, hanya baca-baca dari internet?
    dan acaranya sukses
    jaaaaggooo banget bu :)
    #wahyu

    BalasHapus
  6. Wah, keren Bu, jalan ceritanya hampir sama kaya Robert Langdon tokoh di Novel karya Dan Brown "The Lost Symbols", yang harus jadi pembicara dadakan, tapi sukses kaaaaaan :)
    Inovasi baru ya Bu? limbah tahu bisa disulap jadi pupuk, awesome :)

    BalasHapus
  7. keep up the good works bu :)
    kayanya ibu mesti bikin seminar public speaking deh, anak-anak pasti pada butuh bu, termasuk saya hehehehehe.

    BalasHapus