Malam itu diadakan buka puasa
bersama warga kompleks rumahku, secara sederhana di halaman rumah salah seorang
tetangga ku. Komplek perumahan kami memang kompleks kecil yang terbilang baru,
yang hanya terdiri dari 16 unit rumah dan baru 12 keluarga yang menempati. Baru
1 tahun 4 bulan aku menempati rumah baru ku ini sebagai warga yang pertama di
kompleks ini, Alhamdulillah sekarang rumah-rumah kosong itu sudah hampir
ditempati semua.
Sambil mengobrol santai, suamiku
membahas mengenai keamanan saat mudik lebaran, juga agar kami dapat saling
menjaga dan memantau rumah-rumah yang jumlahnya tak seberapa itu. Salah seorang
warga mengusulkan agar memasang kawat berduri untuk mengelilingi benteng kompleks,
sebagai keamanan pasif. Sedangkan untuk keamanan aktif, telah ada salah seorang
petugas keamanan untuk menjaga kompleks kami saat kami mudik, seperti tahun
yang lalu.
Beberapa bulan yang lalu 2 keluarga
warga kompleks kami memang pernah kehilangan barang karena rumah nya dimasuki
pencuri. Dan kalau dilihat dari rumah-rumah sekitar kompleks pun, hampir setiap
rumah memakai gulungan kawat berduri pada tembok nya untuk melindungi rumahnya.
Kami sepakai hal itu merupakan usul yang bagus, tetapi pembicaraan mengenai
kawat berduri itu terhenti sampai disitu karena Adzan telah berkumandang dan
kami pun disibukan dengan aktifitas berbuka serta sholat Magrib berjamaah.
Keesokan pagi nya para ibu-ibu
heboh (tapi untunglah heboh nya hanya di Grup WhatsApp, sehingga suaranya tidak
terdengar berisik hehehe). Heboh karena saat subuh salah seorang tetanggaku
melihat ada orang sedang mengamati salah satu rumah di kompleks kami dan
langsung kabur meloncati benteng samping. Sedangkan gerbang kompleks masih terkunci. Tentu
saja para ibu-ibu ini khawatir akan keamanan kompleks terutama khawatir
kejadian beberapa bulan yang lalu terjadi lagi.
Membaca kehebohan di WhatsApp,
rupanya suami ku langsung “action”. Pulang dari tempatnya bekerja suami ku
mengatakan bahwa Ia telah membeli beberapa besi dan telah menyuruh orang di
kantornya untuk memotong dan mengelas besi-besi tadi untuk dudukan kawat
berduri, dan beberapa hari lagi kawat berduri itu siap dipasang.
Tentu saja saya terpana sekaligus
kagum mendengarnya. Secepat itu dia “action”. Padahal asumsi saya, pembicaraan
mengenai kawat berduri tempo hari baru membahas mengenai setuju saja, belum ada
pembicaraan lebih lanjut lagi mengenai apa yang harus disiapkan, siapa yang
menyiapkan, berapa biaya yang dibutuhkan, dan berapa iuran yang dibebankan
kepada masing-masing kepala keluarga. Tapi…Iya ya..kalau harus rapat lagi..rapat
lagi..realisasi nya akan lama, sedangkan hari raya tinggal satu minggu an lagi.
Beberapa hari kemudian halaman
rumahku dipenuhi besi-besi dudukan kawat berduri yang Dia bawa sendiri dari
kantornya menggunakan motor. Langsung action mendempul, mengecat besi-besi tadi
agar siap pasang. Yeah..ini kan seharusnya kerjaan nya semua warga..? Mungkin
Dia berfikir jika harus menunggu semua warga berkumpul untuk mengerjakan ini,
membutuhkan waktu lebih lama, padahal kebutuhan ini sangat endesak waktunya.
Keesokan harinya setelah besi-besi siap pasang, barulah kerja bakti semua warga
kompleks di mulai untuk memasang kawat berduri pada benteng samping kopleks
kami.
Itulah salah satu sifat yang aku
kagumi dari suami ku, Dia tidak pernah betele-tele, atau mengumbar janji, Dia
pasti akan langsung “action” jika menghadapi suatu rencana. Dan satu lagi yang
aku kagumi, dia bersedia mengorbankan energi nya, uang nya untuk memulai action
nya, tanpa menunggu-nunggu harus ada orang lain yang membantu nya.
Sama seperti saat lebaran tahun
lalu, saat pintu gerbang selesai dibuat oleh developer, Dia langsung action
membeli kunci gembok dan menggandakannya sendiri, kemudian membagi-bagikan pada
tetangga. Pun saat kecurian terjadi di kompleks kami, langsung action untuk
menyiapkan dan memasang lampu kompleks yang Alhamdulillah semua warga turut
membantu dalam pemasangan lampu tersebut.
Ya, Action-action nya kadang menjadi motivasi bagi
orang lain untuk turut terlibat action membuat banyak perubahan dan perbaikan kondisi
kompleks kami menjadi lebih baik.
Mudah-mudahan dari cerita saya
kali ini ada hal positif yang dapat diambil oleh adik-adik mahasiswa, terutama
mengenai sikap “action” tadi.
Terkadang saya heran mendengar
mahasiswa yang sering rapat hingga larut malam membahas sesuatu…aduh udah deh
jangan kebanyakan dibahas….langsung saja…action… hahahaha
Ayo..action…action….
hidup action bu, wah yang rapat sampai malam itu sumber dari mana bu?
BalasHapussangat bermanfaat sekali bu,sebagai bahan renungan juga.banyak manfaatnya langsung action biar rezeki juga gak di sabet orang.
BalasHapusbikin move on nih blog.
harus langsung action ?! insya Alloh bisa
kenapa saya ga dikasih tau bu, pasti langsung saya bantu masang pagar
BalasHapusjangn salah bu, bahkan saya pernah jadi pagar bagus di acara nekahan
hahaha